
Satu hari setelah peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 tahun, para pemuda dari berbagai lembaga mahasiswa dan kepemudaan menggelar acara Dialog Kebangsaan pada hari Minggu (18/7) malam tepatnya di kafe Dialektika, Jl. Lembasung, Tanjung Selor.
Acara yang dipandu oleh Willy Chandra Purnama menghadirkan tiga narasumber yang kini aktif menyuarakan aspirasi dan isu-isu penting yang sedang hangat dibicarakan, khususnya bagi para pemuda di daerah.
Ke tiga narasumber tersebut diantaranya ada Fitri Zulkarnain yang aktif mengisi seminar pencegahan paham radikalisme, intoleransi dan gerakan ekstrimisme.
Kemudian ada Muhammad Al Bahasyim, pendiri Pemuda Interupsi Institute yang belakangan ini sering mengadakan berbagai kegiatan kepemudaan untuk mengasah kemampuan diri dan berfikir lebih kritis.
Kemudian dihadirkan pula narasumber ke tiga, yakni bapak Aslan yang saat ini menjabat sebagai Pemuda Muhammadiyah Wilayah Provinsi Kalimantan Utara.
Tema yang diangkat dalam judul acara ini ialah “Rasa dan Jiwa Nasionalisme Pemuda : Pemikiranmu, Pemikiranku untuk Negeri,” menjadikan konsep diskusi pada malam hari ini lebih banyak memberikan porsi kepada para peserta undangan untuk berbicara dan menyuarakan aspirasi mereka dalam langkah membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berlangsung selama kurang lebih dua jam, ada beberapa hal yang menjadi topik perhatian dalam diskusi para peserta acara, diantaranya masalah pertambangan ilegal di Kabupaten Tana Tidung, proyek KIPI di Tanjung Palas, Undang-undang terkait alat kontrasepsi bagi pelajar, hingga pelepasan jilbab bagi anggota paskibra di IKN.
Sesi tanya jawab juga menjadi bagian yang sangat menarik, sebab beberapa pertanyaan dari para tamu undangan juga dijawab oleh para peserta yang hadir pada pertemuan ini.
Dipenghujung acara, para peserta yang hadir melakukan foto bersama dengan ketiga narasumber.