
Tarakan, 10 Febuari 2025. Demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Resah (Amarah) baru-baru ini memperlihatkan kelemahan fundamental dalam kepemimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (BEM UBT) di bawah kepemimpinan Ndaru Teguh. Alih-alih menjadi gerakan yang mengakomodasi keresahan seluruh mahasiswa lintas fakultas, aksi ini justru lebih terlihat sebagai inisiatif kelompok tertentu??? bukan sebagai manifestasi dari aspirasi murni mahasiswa UBT secara keseluruhan.
Kegagalan utama BEM UBT terletak pada ketidakmampuannya merangkul dan membangun kesepahaman dengan teman-teman dari berbagai fakultas. Tidak ada koordinasi yang jelas, kurangnya diskusi terbuka antar-fakultas, serta absennya transparansi dalam perumusan tuntutan menyebabkan banyak mahasiswa merasa bahwa aksi ini bukanlah representasi suara kolektif.
Selain itu, model kepemimpinan Ndaru Teguh dalam mengelola BEM UBT memperlihatkan kecenderungan elitis, di mana keputusan-keputusan penting lebih banyak ditentukan oleh Egosentrisme tertentu dibanding melalui musyawarah dengan mahasiswa dari berbagai fakultas. Akibatnya, banyak mahasiswa dari fakultas lain yang merasa enggan dan bahkan menolak untuk terlibat dalam demonstrasi tersebut.
Aksi demonstrasi seharusnya lahir dari kesadaran bersama. Jika BEM UBT terus mempertahankan pola gerakan seperti ini, bukan tidak mungkin kepercayaan mahasiswa terhadap organisasi ini akan semakin menurun, dan mereka akan mencari wadah lain yang lebih representatif dalam menyuarakan aspirasi mereka.
(Oposisi, Mahasiswa UBT)